Rabu, 14 November 2012

[Review] 'GO FOR IT!'


Ajari Fokus Meraih Harapan
[Review] 'GO FOR IT!', Ajari Fokus Meraih Harapan

Membuat film bisa dilakukan oleh siapa saja. Asal mempunyai dana dan niat, tanpa perlu lulus dari sekolah film terlebih dahulu, siapapun bisa membuat sebuah karya visual.



Itulah yang dilakukan Carmen Marron dalam debut pertama bertajuk GO FOR IT! Berawal dari hobi menonton, wanita satu ini nekat membesut sebuah film dengan dana terbatas. Tak tanggung, untuk efisiensi, Marron memegang beberapa lini sekaligus yakni sebagai produser, editor, penulis naskah hingga sutradara. Lalu bagaimana hasilnya?



Sebelumnya mari kita beri tepuk tangan untuk Marron atas keberhasilannya menyelesaikan satu film ambisius. Sebagai orang yang masih buta, tentu saja ini adalah hal yang patut diapresiasi. Sayangnya ketidaksempurnaan tersebut tetap tak bisa ditolerir. Dengan budget yang ada, harusnya Marron bisa melakukan sesuatu yang wah. Sayangnya dia memilih bermain di ranah klise.


Go for It! movie scene with Aimee Garcia (center)



Dari segi naskah tak ada hal baru. Marron terlalu bersemangat memberi isi pada filmnya hingga dia menyepelekan beberapa bangunan subplot yang ada. Hal tersebut tentu berimbas pada perkembangan cerita yang akhirnya berjalan tak tentu arah.



Tidak sempurnanya naskah juga berimbas pada akting para ensemble cast.Aimee Garcia yang diplot sebagai tokoh utama bernama Carmen (tentu saja dicomot dari nama depan Marron) membawakan perannya dengan sangat biasa. Dan yang paling mengganggu adalah akting Gina Rodriguez sebagai Gina. Mungkin peran nyinyirnya akan lebih pas bila dibawakan oleh pemain Afro daripada memaksa sosok Gina untuk cerewet dengan gaya dibuat-buat.



Pemilihan close up shots juga terlihat cukup mengganggu karena kadang dihadirkan tanpa esensi selain ingin menampilkan ekspresi para pemain. Medium shots yang diambil dengan handheld pun kadang tak fokus sehingga praduga bahwa Marron bingung dengan apa yang ingin ia sampaikan bisa dengan mudah ditebak.



Dan akhirnya GO FOR IT! hanya akan jadi film membosankan dengan niat yang sebenarnya mulia: ajari fokus meraih harapan. FYI, meski dari segi trailer dan poster tampak seperti another dance flick tapi perlu digaris bawahi bahwa ini adalah sebuah coming of age yang memakai dance sebagai tempelan agar cerita bisa berjalan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar